info@citraglobal.com

08179800163

Astina Bojong Kulur Residence, Jl. Parpostel, Kel. Bojong Kulur, Kec. Jatiasih, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16969.

Citra Global Consulting

cgctaxconsulting.com

+6281802265000

Jl. H. Naman Komplek DDN Blok A17 Bintara Jaya,Bekasi Barat 17136

cgctaxconsulting.com

08179800163

pentingnya SLF

Pentingnya SLF Menjadi Penentu Selamat atau Tidaknya Penghuni Gedung

Kebakaran di gedung Terra Drone Jakarta Pusat yang menewaskan 22 orang bukan sekadar musibah, tetapi alarm keras tentang betapa pentingnya Sertifikat Laik Fungsi (SLF) sebagai instrumen keselamatan. Dalam konteks ini, fungsi SLF kembali dipertanyakan apakah sekadar formalitas, atau benar-benar dijalankan sebagai alat proteksi?

Tragedi Terra Drone telah menjadi momentum besar bagi publik, regulator, dan pemilik bangunan untuk kembali memahami bagaimana sebuah sertifikat bisa menentukan nasib begitu banyak nyawa. Jika Anda peduli pada keselamatan gedung Anda sendiri, maka memahami peran SLF adalah langkah penting sebelum terlambat.

SLF sebagai Penentu Kelayakan Bangunan

SLF pada dasarnya adalah dokumen yang menyatakan bahwa sebuah bangunan telah memenuhi standar keselamatan teknis, utilitas, dan fungsi berdasarkan UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung, PP 16/2021, serta aturan turunan lainnya. Para ahli keselamatan konstruksi seperti Prof. Bambang Setiawan (UGM) menekankan bahwa SLF bukan sekadar syarat administratif, tetapi merupakan alat verifikasi teknis yang menentukan apakah bangunan layak digunakan oleh manusia. Melalui proses tersebut, seluruh komponen bangunan mulai dari struktur, kelistrikan, akses evakuasi, sistem proteksi kebakaran, hingga instalasi berisiko tinggi harus diuji secara menyeluruh.

Dalam praktiknya, SLF seharusnya menjadi “pagar pertama” yang mendeteksi kerentanan bangunan sebelum kerusakan atau kegagalan sistem terjadi. Namun, kasus Terra Drone memperlihatkan bagaimana ketidakpatuhan terhadap standar keselamatan dapat berujung fatal.

Terra Drone dan Pentingnya SLF

Kebakaran besar di gedung Terra Drone Jakarta Pusat pada 9 Desember 2025 menjadi duka mendalam karena kejadiannya berlangsung cepat dan menelan korban begitu banyak. Berdasarkan laporan Bisnis.com (10/12/2025), api bermula dari ruang penyimpanan baterai lithium untuk drone yang diduga mengalami kegagalan termal atau thermal runaway. Sementara Kompas.com (10/12/2025) menyebutkan bahwa intensitas panas yang tinggi menyebabkan api menjalar dari lantai ke lantai dalam hitungan menit sehingga banyak pekerja tidak sempat melakukan evakuasi.

CNN Indonesia (9/12/2025) juga menegaskan bahwa baterai lithium, terutama yang digunakan di perangkat industri seperti drone, adalah salah satu sumber risiko kebakaran tertinggi karena sifatnya yang mudah meledak saat rusak, overcharge, atau terpapar suhu ekstrim. Ketiadaan sistem pemadam berbasis aerosol atau proteksi khusus untuk baterai berenergi tinggi diduga memperburuk kondisi. Bahkan laporan hasil investigasi awal menyebutkan adanya hambatan evakuasi akibat desain koridor yang tidak sepenuhnya memenuhi standar jalur keluar.

Jika seluruh aspek keselamatan tersebut diuji melalui SLF secara berkala, maka potensi risiko dari penyimpanan baterai lithium dapat terdeteksi lebih awal. Begitu pula desain jalur evakuasi yang seharusnya dinilai ulang melalui audit teknis dalam proses perpanjangan SLF. Tragedi ini menunjukkan bagaimana satu titik lemah dalam sistem keselamatan dapat merembet menjadi bencana besar.

Regulasi yang Mengatur

SLF mewajibkan adanya asesmen tambahan terhadap ruang dengan potensi bahaya khusus, termasuk instalasi baterai, laboratorium pengujian, atau gudang material berenergi tinggi. Hal ini sejalan dengan ketentuan dalam Permen PU No. 26/PRT/M/2008 tentang proteksi kebakaran, yang mengklasifikasikan bangunan berdasarkan tingkat resikonya. Bangunan dengan potensi bahaya kebakaran tingkat berat (seperti fasilitas penyimpanan energi atau industri teknologi) diwajibkan memiliki sistem proteksi aktif dan pasif yang jauh lebih kompleks dan ketat dibandingkan bangunan hunian atau perkantoran biasa. 

Kealpaan dalam memperbarui SLF atau menjalankan audit bangunan secara rutin sering menjadi celah yang dimanfaatkan pemilik bangunan untuk menghindari biaya. Namun, seperti yang diungkapkan oleh Direktorat Bina Penataan Bangunan PUPR, pengawasan bangunan bukan sekadar urusan administrasi, tetapi keselamatan publik. Dan tragedi Terra Drone adalah ilustrasi paling nyata bagaimana kelalaian dapat berujung maut.

FAQs

1. Apa itu Sertifikat Laik Fungsi (SLF)?

SLF adalah sertifikat resmi yang menyatakan bahwa sebuah bangunan telah memenuhi syarat keselamatan struktur, utilitas, dan fungsi berdasarkan regulasi nasional, serta dinyatakan aman untuk dipakai.
online, wajib memenuhi kewajiban perpajakan sesuai aturan UU PPh, UU KUP, dan aturan daerah.

2. Mengapa SLF penting?

SLF memastikan setiap komponen bangunan berada dalam kondisi aman dan layak. Tanpa SLF, risiko kebakaran, korsleting, atau kegagalan struktur meningkat signifikan.

3. Kapan SLF harus diperbarui?

SLF bangunan selain rumah tinggal harus diperbarui setiap 5 tahun, sesuai PP 16/2021. Bangunan dengan risiko tinggi dapat diwajibkan melakukan audit lebih sering.

4. Di mana proses SLF dilakukan?

Proses penerbitan dan perpanjangan SLF dilakukan melalui pemerintah daerah (Dinas Cipta Karya atau Dinas Perumahan dan Permukiman), melalui pemeriksaan teknis lapangan oleh tenaga ahli bersertifikat.

5. Siapa yang bertanggung jawab memastikan bangunan memiliki SLF?

Pemilik atau pengelola gedung bertanggung jawab penuh untuk memastikan bangunan memiliki SLF yang sah dan diperbarui secara berkala.

6. Bagaimana SLF bisa mencegah tragedi seperti Terra Drone?

Melalui audit teknis, SLF dapat mengidentifikasi potensi bahaya seperti ruang penyimpanan baterai lithium, kelistrikan yang overload, atau jalur evakuasi tidak standar. Jika diperbaiki lebih awal, risiko kebakaran atau kegagalan sistem keselamatan dapat ditekan.

Kesimpulan

Tragedi ini seharusnya menjadi titik balik. Pastikan bangunan Anda telah memenuhi standar keselamatan dan memiliki SLF yang valid sebelum risiko berubah menjadi bencana. Jika masih ragu atau ingin memastikan kepatuhan secara menyeluruh, konsultasikan dengan konsultan yang berpengalaman agar aspek keselamatan dan legalitas bangunan benar-benar terjaga.

Baca juga: Apa Itu PBG dan Mengapa Penting untuk Bangunan di Kota Bogor?

Sumber gambar: Tirto.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top